Thursday 28 November 2013

Teladan

Sebagai anak muda, bagaimanakah kita menyikapi akan kehidupan dunia saat ini, perkembangan zaman semakintidak menentu, kejahatan semakin bertambah, kehidupan glamour sudah menjadi tuntutan hidup, pergaulan semakin menjurus pada hal-hal yang tidak baik, nge drugs, freesex, alkohol, prostitusi, dan sebagainya. Ini bertanda bahwa generasi sekarang adalah generasi yang penuh dengan pencobaan.
Kehidupan kudus merupakan hal yang sangat sulit untuk dicapai, mencintai Tuhan sudah merupakan peninggalan nenek moyang dan tidaj relevan bagi sebagian anak muda saat ini, tapi yang ada adalah kehidupan malam, pesta pora, mabuk-mabukan dan kesenangan dunia.. bersambung....

Sunday 24 November 2013

IDOLA

IDOLA
Suatu ketika, Adi seorang anak kecil umur 5 tahun yang polos, ingin melakukan sesuatu untuk menyenangkan ayahnya. Pada pagi hari, sementara orang tuanya masih tidur, Adi bangun cepat tidak biasanya, lalu menuju dapur dan mengambil sebuah alat serabut besi, yang biasa dipakai untuk membersihkan peralatan dapur. Dengan penuh semangat, Adi menuju ke garasi mobil ayahnya yang kebetulan baru dikredit sebulan yang lalu dan tampaknya masih sangat baru. Perlahan tapi pasti, Adi mulai membersihkan mobil ayahnya itu dengan hati yang gembira.
    Ketika selesai, Adi pergi membangunkan ayahnya untuk melihat apa yang telah dia kerjakan. Dengan tubuh yang masih ngantuk, sang ayah terpaksa mengikuti ke mana anaknya sedang membawanya, yaitu ke garasi mobil. Alangkah kaget sang ayah ketika melihat mobilnya itu sudah tidak jelas tampilannya, catnya sudah pada tergores sangat parah sekali, dan tanpa pikir panjang, dengan amarah yang mendalam, pergi ke dapur mengambil sebuah pipa besi kecil, dan memukul kedua tangan anaknya itu sampai patah, dan ketika di bawah ke rumah sakit, tangan sang anak tidak bisa diselamatkan dan harus diamputasi.
    Setelah lewat beberapa hari sang ayah menyesali perbuatannya itu, karena mobil yang rusak itu masih ada garansinya dan bisa diperbaiki oleh perusahaan mobil tersebut, sedangkan tangan anaknya tidak ada garansi. Ketika di rumah sakit, sang ayah perlahan dengan hati sedih penuh penyesalan mendekati Adi anaknya yang sedang terbaring di tempat tidur, dengan kedua tangan masih terbungkus. Tapi, sebelum ayahnya mengungkapkan penyesalannya itu, Adi terbangun dan berkata pada ayahnya, “ Ayah... Maafin Adi yah...Adi tidak akan mengulangi lagi, Adi janji! Sekarang ayah boleh balikin lagi tangan Adi.” Sang ayah tambah sedih lalu memeluk anaknya itu sambil berkata, “Adi Maafkan ayah...maafkan ayah.”
    Kisah di atas merupakan kisah akan kecintaan sesuatu yang melebihi apapun, keluarga dan bahkan melebihi Tuhan, artinya adalah segala sesuatu yang kita cintai atau kagumi melebih dari Tuhan itu adalah berhala itu adalah patung yang kita buat, bukan harus beking sebuah patung dari batu, kayu, atau benda lain baru disebut membuat patung, tidak! Tetapi kecintaan akan benda-benda yang melebihi Tuhan, bukan hanya mobil, motor juga, TV, kalau sudah nonton nda tahu waktu, sampai siapapun yang ganggu pasti dimarah, bahkan waktu untuk ke gereja pun diabaikan karena nggak mau acara favorit terlewatkan, apalagi kalau ada bola, tinju, internet juga, facebook, twiter, atau sinetron danlain-lain. Atau yang lebih ngetren sekarang handphone, setiap orang menginginkan handphone, setiap orang memilikinya, bahkan anak-anak punya, tapi tidak semuanya memiliki hal yang sama, ada yang sudah punya maunya lebih, bahkan setiap bulan ganti hp terus, apalagi sekarang sudah muncul jenis-jenis hp yang canggih, bisa apa saja.
    Ada yang rela habisin gaji sebulannya hanya untuk beli handphone, ada yang rela beranten dengan orang tua hanya ingin dibeliin hp, ada yang rela mencuri, menjual diri, kredit walaupun belum tentu bisa bayar padahal tidak sanggup, dan sebagainya. Ini bukan berarti pegang handphone tidak bisa karena berhala, tapi bagaimana kita memandang benda tersebut. Apa lagi sekarang sudah masuk ke dalam gereja, kebanyakan sekarang mereka sudah tidak membawa Alkitab, hanya HP karena sudah ada aplikasi Alkitab, okelah kalau kita jujur untuk jadikan alat bacaan alkitab, tapi kenyataannya itu hanya kedok saja, pada prakteknya curi-curi waktu sms, chating, bbm, atas nama status “lagi ibadah”, “lagi dengar Firman Tuhan”,  “pendetanya lucu”, “khotbahnya beking ngantuk” dan segala macam yang membuat hati dan pikiran kita justru jauh dari ibadah dan pendengaran akan firman Tuhan alias tidak konsentrasi, sehingga pulang dari ibadah tidak dapat apa-apa, tidak sadar kalau iblis sudah memperdaya kita.
Di sinilah kita harus waspada, jangan sampai kita membuat patung dalam diri kita sendiri dengan memandang hal-hal yang lahiriah melebihi Tuhan. Amin Tuhan Memberkati 

Talenta

TALENTA
Nilai satu talenta sama dengan nilai 34 kg perak. Jika di gramkan menjadi 34.000 gr. Nah jika harga perak rata-rata 10.000, maka nilai satu talenta sama dengan 340.000.000. Wow kebayang nda kalau kita yang orang biasa, pegang uang sebanyak itu? Kira-kira apa yang akan kita lakukan dengan uang sebanyak itu? Mungkin sejenak kita akan memikirkan Motor, mobil, beli rumah, menikah, atau membuka usaha, atau segera mencari tempat untuk menghamburkannya. Yang jelas semua terserah yang pegang duitnya. Tapi, di sini tidak ada duitnya, yang ada hanya nilai dari kehidupan kita yang sebenarnya sangat berharga, kenapa? karena sejak kita lahir, atau sebelum kita mengisi tentang sesuatu dalam diri kita, kita sudah bernilai 340 juta. Di mana masing-masing kita telah diberikan dan memiliki talenta yaitu minimal satu. Apakah itu? Otak kita, ya otak kita, mungkin kita bertanya, kenapa bukan musik atau bakat lainnya? ya bisa saja, tetapi suka atau tidak yang memproses semuanya adalah otak kita. di mana itu telah menjadi modal utama untuk kita kembangkan menjadi lebih banyak lagi.
Nah talenta ini atau otak kita ini memiliki kekayaan yang luar biasa. yang sudah diberikan oleh Tuhan pada kita. Jadi terlalu bodoh kalau kita berpikir bahwa kita tidak bisa buat apa-apa. Saya tidak pintar, saya bodoh, orang tua tidak punya biaya untuk biaya sekolah saya, atau alasan ini alasan itu. nyatanya kita memang malas, tidak mau berusaha, tidak mau pakai otak, dan tidak mau untuk berpikir. Makanya kalau kita kadang buat kesalahan, yang ada orang tua akan marah dan bilang "Pake ontak Kwa!"
Lihatlah para penemu-penemu dunia, Albert Einstein, Thomas Alfa Edison yang pernah dicap malas, bodoh tidak naik kelas, tapi menciptakan bola lampu.
Jadi, menjadi sukses dalam hidup ini memang tidak mudah, dan tidak ada yang instan. semuanya harus bekerja keras, bahkan orang yang sudah kuliah dan lulus kuliah, kalau tidak berusaha keras tidak akan mungkin sukses.